Kapitann Pattimura atau dikenal Thomas Matulessy dilahirkan pada tahun 1783 di Ambon. Ia dulu pernah memasuki dinas militer Inggris dengan pangkat Sersan.
Kapitan Pattimura dihukum gantung oleh Kolonial Belanda pada tanggal 16 Desember 1817. Namun sejarah mencatatnya sebagai tokoh dan pahlawan perjuangan kemerdekaan yang gigih dan tidak mengenal kompromi dengan bujukan kerja sama Belanda yang licik.
Salah satu bukti perlawanannya adalah ketika ia bersama rakyat Maluku berhasil merebut Benteng Duursterde pada tanggal 16 Mei 1817. Penyerbuan itu dilakukan pada malam hari, 14 Mei 1817. Ketika itu, Residen Van Berg bersama isteri dan dua orang anaknya tewas.
Benteng tersebut berhasil diduduki selama tiga bulan. Namun Belanda merebutnya kembali, setelah Laksamana Muda Buyskes mengirimkan pasukan besar - besaran. Pattimura terkenal gigih dalam menentang Kolonial Belanda yang sangat licik dan menguras kekayaan rakyat Maluku.
Bahkan perjuangannya masih diteruskan meski ia berada di luar Ambon. Di Palu, ia bersama pasukanya berhasil merebut Benteng Hoorn dan menewaskan seluruh prajurit Belanda yang ada di benteng tersebut.
Pada akhirnya, Pattimura ditangkap di siri sori pada 16 Desember 1817. Kepandaian, Kegigihan, dan sikap pantang menyerah merupakan kombinasi yang terbukti membuat Belanda kerepotan. Kombinasi sikap ini sepatutnya dimiliki oleh generasi muda saat ini dalam menghadapi kesulitan perekonomian negara saaat ini.
Berkat jasa - jasanya, berdasarkan surat keputusan Presiden RI No. 087/TK.1973 pada tanggal 6 November 1973, Pemerintah menganugerahi gelar Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan.