Pengalaman di Arab telahmembentuk dirinya menjadi pejuang yang sanggup berkorban apa saja demi tegaknya kehidupan agama dan bangsa. Keyakinan inilah yang menjadi jiwa dari kehidupan Teuku Cik Di Tiro hingga ia membentuk pasukan perang yang terkenal dengan sebutan Angkatan perang sabi. Mereka sangat tangguh dan gigih menentang Kolonial Beland. Ketangguhan psaukannya terbukti pada tahun 1881, kemudian di lanjutkan dengan perjuangan di benteng Lambaro, dan Aneuk Galong.
Sejak tahun 1873 Kolonial Belanda telah menjajah bumi Serambi Mekkah. Pada akhir tahun 1883, Teuku Cik Di Tiro menetapkan strategi perang , agar Belanda dapat terusir dari bumi Aceh. Pada peperangan pertama, Pemimpin Belanda saat itu, Mayor jenderal Kohler terbunuh. Pada bulan mei tahun 188, Pasukan Teuku Cik Di Tiro dapat merabut benteng Belanda di Lambaro, aNEUK Aneuk Galong. Namun di saat perang sedang berkecamuk, Belanda memakai siasat licik. Makanan yang dikirim untuknya sudah di bubuhi racun sehingga Teuku Cik Di Tiro wafat pada bulan januari 1891.
Kegigihan dan keberaniannya yang pantang menyerah dalam menentang penjajahan Belanda patut menjadi teladan bagi kita semua. atas perjuangannya itu, Pemerintah kemudian menganugerahkan gelar pahlawan Nasional kepada Teuku Cik Di Tiro dengan SK Presiden RI No.087/TK 1973 tanggal 6 november 1973.